Jumat, 09 April 2010

usaha jamur tiram

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan manusia, jamur banyak sekali manfaatnya baik secara langsung ataupun tidak langsung. Manfaat secara langsung yaitu sebagai bahan konsumsi yang mempunyai gizi yang cukup tinggi dan sejak dulu, jamur dikenal sebagi bahan makanan nabati yang memiliki nilai gizi tinggi dan masih banyak manfaat langsung yang lainnya yang kita dapatkan dari jamur. Sedangkan manfaat tidak langsung yaitu banyak jamur yang digunakan sebagai bahan dalam pembuatan obat-obatan tradisional ataupun obat-obatan modern.
Hal ini sudah dikenal di daratan Cina sejak 300 tahun yang lalu, meluas ke beberapa negara lain di benua Asia, Eropa, dan bahkan Amerika. Tradisi masyarakat Cina sejak ratusan tahun lalu mempercayai bahhwa ramuan jamur sebagai bahan obat dan makanan yang berfungsi sebagai elixer of life atau obat dan makanan yang menyehatkan seseorang. Dengan makan jamur akan terhindar dari penyakit. Bahkan mereka percaya bahwa makan jamur dapat memperpanjang umur. Bangsa Yunani kuno mempercayai bahwa makan jamur dapat menyebabkan orang lebih sehat dab kuat. Maka prajurit yunani kuno memiliki kebiasaan menkonsumsi masakan jamur beberapa hari sebelum maju ke medan perang. Ternyata mereka menjadi lebih kuat dan perkasa. Bahkan Raja Fira’un dari Mesir menamakan jamur sebagai “ makanan para dewa”.
Selain mendatangkan keuntungan, beberapa jenis jamur juga dapat merugikan, misalnya sebagai penyebab penyakit pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan jamur pada kayu atau bamboo yang dijadikan bahan bangunan juga merugikan karena akan menyebabkan kerusakan. Dari belasan ribu jenis jamur, ternyata hanya beberapa jenis saja yang sudah dibudidayakan, antara lain jamur merang, jamur tiram, jamur kuping dan jamur shiitake, jamur mitake, dan yang suda terkenal ialah jamur ling-zhi.
Komposisi zat-zat kimia yang terkandung di dalam jamur tergantung pada jenis dan tempat tumbuh jamur tersebut. Di samping mengandung protein, lemak, mineral, dan vitamin, jamur juga mengandung beberapa jenis senyawa berkhasiat obat. Kandungan protein di dalam jamur berkisar 19% - 35%, lebih tinggi dari pada kandungan protein pada beras dan gandum, namun relatif rendah dibandingkan protein pada kedelai dan susu. Dalam protein jamur terdapat 9 macam asam amino esensial dari 20 macam asam amino yang dikenal. Kandungan lemak di dalam jamur, 72% lebih termasuk unsaturated sehingga aman jika dimakan. Vitamin didalam jamur terdiri atas thiamine. Kandungan seratnya di Dalam janur berkisar 7,4%-27,6%, tergantung pada jenis jamurnya. Lebih dar 70.000 jenis jamur yang sudah dikenal sejak lama umurnya masih hidup liar di hutan, kebun, taman, atau perkarangan rumah. Walaupun jenis yang mempunyai nilai ekonomis masih kurang dari 1%, tetapi potensi jamur di bidang pertanian, kehutanan, industri, lingkungan, bahan makanan, dan bahan berkhasiat obat sangat tinngi. Sejalan dengan permintaan pasar yang terus meningkat berbagai macam jenis jamur mulai dibudidayakan. Sejak tahun 1990 Indonesia mulai mengembangkan bidan agrobisnis jamur, baik jamur olahan maupun jamur kalengan.
Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu. Biasanya orang menyebut jamur tiram sebagai jamur kayu karena jamur ini banyak tumbuh di media kayu yang sedang lapuk. Perlu diketahui bahwa jenis jamur kayu ( jamur yang tumbuh pada media kayu) ada bermacam-macam. Jenis jamur ini antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake. Disebut jamur tiram atau Oyster mushroom karena bentuk tudungnya agak membulat, lonjong, dan melengkung seperti cangkang tiram. Batang atau tngkai tanaman ini tidak tepat berada pada tengah tudung, tetapi agak ke pinggir. Jamur tiram merupakan jamur yang sangat enak dimakan serta mempunyai kandungan gizi yang tinggi dibandingkan dengan jamur lain. karena itulah, tidak mengherankan bila jamur jenis ini mulai banyak dibudidayakan
B. KUNCI PRAKTIS MEMULAI USAHA BUDIDAYA JAMUR
Sebelum memulai usaha, berbagai faktor perlu dipertimbangkan dan direncanakan agar kegiatan usaha dapat berjalan dengan optimal. Persyaratan umum perlu dipertimbangkan kaena akan berpengaruh terhadap kuantitas maupun kualitas jamur yang dihasilkan. Persyaratan tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Sanitasi dan kebersihan tempat pemeliharaan, terutama yang berhubungan dengan masalah lahan, air, dan udara sebagai sumber kontaminan (jenis-jenis jamur lain yang tidak diharapkan tumbuh) di dalam substrat tanam.
2. Uangan tempat pemeliharaan, selain terkait dengan sanitasi dan kebersihan juga dengan temperature, kelembapan, aerasi, dan cahaya yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur.
3. Bahan baku dan bahan tambahan lainnya sebagai bahan pembuatan substrat tanam berhubungan erat dengan nilai perbandingan C (sumber karbon) dan (sumber nitrogen) atau lebih umum dikenal dengan sebutan C/N rasio merupakan kandungan nutrisi yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jamur.
4. Kualitas bibit, baik dari segi hasil yang dicapaimaupun dari segi responnya tehadap lingkungan, substrat, dan iklim atau cuaca di sekitarnya.
5. Cara budidaya, khususnya yang menyangkut kelembapan ruangan, kadar air substrat, temperature ruangan, system aerasi, cahaya, kehadiran hama dan penyakit, dan sebagainya.
6. Pengelola, yaitu petugas yang langsung berhubungan dengan budidaya, menyangkut kebersihan, ketelitian, ketekunan, dan kesabaran selama bertugas, serta tidak dilupakannya oto-inisiatif dalam menghadapi masalah yang perlu dilaksanakan. Oleh karena itu, penyediaan tenaga terampil atau terlatih akan banyak membantu keberhasilan.
7. Perlengkapan dan modal yang dibutuhkan cukup memadai.
Beberapa faktor penentu keberhasilan akan menjadi dasar kegiatan dan merupakan persyaratan yang harus dipenuhi agar budidaya jamur berhasil dengan baik. Apabila faktor penentu tersebut tidak disiapkan, maka tidak aneh jika 100 pengusaha jamur yang berhasil hanya sekitar 4 – 6 % saja. Pengusaha yang gagal umumnya pengusaha yang “terbawa arus” (ikut terjun karena melihat orang lain banyak meraih keuntungan, tanpa persiapan semestinya). Bebeapa faktor penentu keberhasilan yang akan diuraikan berikut ini perlu dipahami lebih dahulu, antara lain :
1. Pilih Lahan yang Memenuhi Syarat
Pemilihan lahan yang memenuhi syarat menjadi hal yang sangat penting karena sangat mendukung keberhasilan budidaya.
a. Lahan relatife rata
Lahan yang datar sangat baik untuk mobilitas kegiatan yang menyangkut angkutan bahan baku, peralatan, tempat pemeliharaan, dan hasil. Lingkungan yang datar juga memungkinkan sirkulasi udara yang lebih lancar sehingga dapat menunjang pertumbuhan jamur.
b. Ketinggiana lokasi budidaya optimal
Lokasi yag baik mempunyai ketinggian lebih dari 700 dpl, karena pada ketinggian tersebut rata-rata memiliki temperature ideal untuk pertumbuhan pertumbuhan tubuh buah jamur (13 – 140 C) secara alami, tanpa harus memasang alat penurun temperatur yang jelas akan menambah biaya.
2. Pilih Bibit Unggul yang Teruji Baik
Biti yang baik, teruji, dan kalau mungkin unggul merupakan persyaratan yang menentukan keberhasilan bidaya jamur. Oleh karena itu, bibit yang diperoleh berasal dari penghasil bibit yang sudah benar-benar teruji dan dibuat secara professional oleh ahlinya. Dan dianjurkan bagi pemula yang ingin membudidayakan jamur alangkah baiknya bibit tidak membuat sendiri karena akan membutuhkan peralatan dan biaya yang cukup besar.
3. Siapkan SDM yang Memenuhi Syarat
Jika usaha yang akan dilakukan cukup besar dan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak diusahakan tenaga kerja yang diambil sebaiknya yang rajin, cermat, dan cekatan. Tenaga kerja kasar dapat diambil dari penduduk sekitar, dan tenaga kerja terdidik dipilih yang terampil, terlatih, dan siap kerja, jika memungkinkan yang berpengalaman.
4. Perhitungan Kebutuhan Lahan dan Bangunan
Dalam melakukan budidaya jamur, kebutuhan lahan dan bangunan harus diperhitungkan sesuai jumlah atau skala usaha yang akan dilaksanakan sehingga tidak terlalu jauh dengan perkiraan. Jika lahan atau bangunan tidak mencukupi dengan skala yang diinginkan maka akan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang akan dihasilkan. Sebaliknya jika lahan atau bangunan terlalu melebihi skala maka biaya akan membengkak atau melampaui batas.

C. BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Bibit jamur yang sudah ditanamkan umumnya masih dalam bentuk serat atau miselia yang tumbuh terbatas. Namun, di dalam substrat tanam, miselia ini akan tumbuh dan berkembang ke segala arah. Apabila perkembangan miselia sudah cukup dan kondisi lingkungan memadai maka miselia tersebut akan tumbuh bakal kuncup atau bakal buah. Kuncup tersebut semakin lama semakin membesar dan akhirnya menjadi batang jamur.
A. Faktor Penunjang Pertumbuhan
Bibit yang ditanamkan akan tumbuh menjadi banyak dan menyebar dalam bentuk serat (miselia). Dari miselia tersebut akan tumbuh buah, tergantung pada lingkungan yang menunjang. Oleh karena itu, dalam pemeliharaan jamur, masalah yang berhubungan dengan lingkungan harus benar-benar dikelola dengan baik. Masalah tersebut antara lain air, sumber nutrient, suhu, cahaya, dan raising.
1. Air
Kandungan air dalam substrat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan miselia jamur. Jika kandungan air terlalu sedikit maka pertumbuhan miselia akan terganggu atau terhenti sama sekali. Sebaliknya, jika kandungan air terlalu banyak maka miselia akan membusuk dan mati.kandungan air di dalam substrat akan diperoleh dari penyiraman di musim kemarau, jika musim penghujan tidak perlu dilakukan penyiraman.
Ciri-ciri susbtrat yang banyak mengandung air yaitu tumbuh jamur-jamur liar yang tidak diharapkan dan hal ini merupakan jenis jamur hama yang akan menghambat pertumbuhan jamur yang kita budidayakan.

2. Sumber Nutrien
Untuk kehidupan dan perkembangannya, jamur memerlukan sumber nutrisi atau makanan dalam bentuk unsur-unsur seperti nitrogen, fosfor, belerang, kalium, karbon, serta beberapa unsure lainnya. Di dalam jaringan kayu, unsure-unsur tersebut sudah ada walaupun tidak sebanyak yang dibutuhkan. Oleh karena itu, diperlukan penambahan dari luar, misalnya dalam bentuk pupuk yang digunakan sebagai bahan campuran selama pembuatan substrat atau dengan cara lainnya.
3. Temperature
Pada umumnya, jamur akan tumbuh pada kisaran 13 – 280 C. dari beberapa hasil percobaan penanaman, ternyata pada dataran rendah dengan temperature di atas 280 C pada siang hari, jamur masih dapat tumbuh meskipun agak terhambat dan hasilnya terbatas.
4. Cahaya
Pertumbuhan dan perkembangan jamur sangat peka tehadap cahaya, misalnya cahaya matahari secara langsung. Oleh karena itu, sebaiknya dipilihkan 5tempat yang teduh, misalnya dibawah pohon pelindung atau di dalam ruangan.
5. Raising
Raising merupakan usaha untuk mengatur lingkungan yang optimal bagi miselia jamur untuk membentuk “tubuh buah”. Cara konvensional untuk raising dapat dilakukan dengan menambahkan zat pengatur tumbuh atau campuran lainnya. Ada pula cara baru yaitu dengan merendam substrat tanam selama 3-4 jam did lam air dengan suhu 13 – 140 C, walaupun hal ini suka dilakukan jika jumlah substrat terlalu banyak.
D. PELAKSANAAN
Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya jamur tiram menyangkut faktor penentu, antara lain ketinggian dan persyaratan lingkungan tertentu, sumber bahan baku untuk substrat tanam, dan sumber bibit (kalau memungkinkan bibit unggul)
Bagi para pemula yang baru akan memulai kegiatan budidaya jamur tiram, sebaiknya tidak membuat substrata tau log tanam sendii karena hal ini memerlukan peralatan yang memadai, misalnya untuk sterilisasi substrat, jika alat kurang efektif maka budidaya jamur akan gagal.
Berdasarkan kondisi tersebut, langkah yang paling baik dan aman bagi pemula adalah membeli substrat anam yang sudah diberi bibit dalam jumlah terbatas sesusai dengan kemampuan masing-masing. Substrat tersebut kemudian dipelihara sesuai ketentuan. Setelah itu dilakukan analisis terhadap hasilnya. Jika sudah meyakinkan, barulah kegiatan-kegiatan berikut dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
a. Persiapan Kumbung
Bentuk dan ukuran bangunan disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya disesuaikan dengan jumlah substrat tanam yang akan digunakan. Bahan-bahan yang diperlukan untuk rak atau tempat pemeliharaan substrat tanam sebaiknya terbuat dari bamboo tua agar tidak cepat rusak kalau ditumbuhi jamur. Jumlah dan tinggi rak tergantung pada ukuran ruangan.
b. Penempatan bag log plastic bibit jamur pada rak
Bibit jamur ditempatkan pada rak dengan posisi rapat dan mudah mendapatkan oksigen hal ini untuk memudahkan jamur tiram berkembang. Sebelum bibit di tempatkan pada rak, tangan dan kaki penanam disemprot formalin dengn konsentrasi 1 cc/liter air.Setelah selesai,pintu kumbung dan ventilasi yang ada ditutup rapat dan dibiarkan selama 3 hari dengan tujuan member kesempatan misellium tumbuh dan berpenetrasi keseluruh media tumbuh
c. Pemeliharaan
Pemeliharaan substrat tanam harus memperhatikan kondisi lingkungan. Selama pertumbuhan miseliatemperatur diatur antara 28 – 300 C. Sementara untuk pertumbuhan tubuh buah jamur sampai panen, temperature yang diperlukan antara 26 – 280 C.
Selama pertumbuhan bibit dan pertumbuhan tubuh buah jamur, kelembapan udara diatur 90 % karena jika terlalu rendah maka substrat tanam akan mongering. Agar kelembapan terjamin, lantai ruangan sebaiknya disiram air bersih pada pagi dan sore hari.
Membuang jamur-jamur liar yang tidak diharapkan tumbuh, terutama jenis coprinus dengan ciri tumbuhnya berkelompok, lebih cepat tumbuh dari pada jamur tiramnya ukuran paying lebih kecil dan bila dewasa sporanya berwarna hitam. Membuang jamur jenis verticilum dengan ciri tumbuhnya berkelompok berwarna putih seperti busa. Media yang terkena jamur ini segera dibuang karena pertumbuhan jamur ini cepat menyebar.
d. Pemanenan
Pemanenan dilakukan dengan menggunakan tangan secara hati-hati. Pemanenan dilkukan dengan cara mencabut seluruh jamur yang ada hingga akar-akarnya untuk menghindari akar atau batang jamur yang tertinggal sehingga tidak akan terjadi pembusukan yang dapat menyebabkan kerusakan pada media dan pertumbuhan jamur yang lain. Setelah itu, subtrat tanam dibersihkan, lembar kantung plastic pembungkus substrat diturunkan ke bawah agar jamur tumbuh lagi.


E. RENCANA BIAYA USAHA TANI JAMUR TIRAM
(Luasan 36 m2)
No Uaraian Satuan Harga per satuan Total (Rp)
A Biaya tetap
Pembuatan kumbung 1 1.000.000,- 1.000.000,-
Spreyer 1 150.000,- 150.000,-
Transportasi 300.000,-
Bag log 800 2500,- 2.000.000,-
Total biaya A 3.450.000,-
B Biaya tidak tetap
Formalin 40 % 1 liter 50.000,- 50.000,-
Lampu 10 watt 2 5.000,- 10.000,-
Kemasan 4 20.000,- 80.000,-
Total biaya B 140.000,-
C Tenaga kerja
Perbaikan kumbung 3 HKO 10.000,- 30.000,-
Penanaman 4 HKO 10.000,- 40.000,-
Total biaya C 70.000,-
Total biaya A+B+C 3.660.000,-


ANALISIS UNTUNG RUGI
a. Total Produksi : 400 Kg
b. Harga Jual : Rp. 15.000,-
c. Total Pendapatan : Rp. 6.000.000,-
d. Total Biaya Produksi : Rp. 3.660.000,-
e. Keuntungan : Rp. 2.340.000,-
I. ANALISIS TITIK IMPAS (BEP)
a. BEP Produksi
= Total Biaya Usaha Tani
Harga Penjualan

= Rp. 3.660.000
Rp. 15.000

= 244 kg

Artinya titik impas akan didapat apabila dalam usaha tani budidaya jamur tiram putih pada luasan 36 m2 diperoleh dengan harga jual Rp. 15.000,-

b. BEP Harga Produksi
= Total Biaya Usaha Tani
Total Produksi


= Rp. 3.660.000
400


= Rp. 9.150,-

Artinya titik impas akan didapat apabila dalam usaha budidaya jamur tiram pada luasan 36 m2 memproduksi sebanyak 400 kg dengan harga jual Rp. 9.150,-


II. ANALISIS KELAYAKAN USAHA TANI (B/C RATIO)

B/C RATIO = Pendapatan Usaha Tani
Biaya Usaha Tani


= Rp. 6.000.000
Rp. 3.660.000


= Rp. 1,64

Artinya dari setiap pengeluaran Rp. 1,- maka diperoleh keuntungan sebesar Rp. 0,64

USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM
SKALA UMAH TANGGA


by: Fery angriawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar